Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

settia

Gus Dur: Tokoh yang Dibesarkan Oleh Budaya Baca (1)

Semua orang pasti mengenal sosok Gus Dur, guru bangsa Indonesia yang dikenal pemikiran dan sikap toleransinya antar umat beragama dengan basis kemanusiaan. Bahkan sampai hari ini banyak pihak yang merindukan kehadiran Gus Dur. Mengapa demikian?

Kita barangkali tak bisa percaya bahwa di masa sekolahnya, Gus Dur adalah anak yang nakal. Bahkan pernah suatu ketika mencuri mangga, terjatuh dari dahan, dan lengan kanannya patah. Dia seperti anak-anak desa pada umumnya, suka bermain permainan tradisional dan syarat keakraban. Satu-satunya hal yang membentuk mimpinya adalah keteladanan sang Ayahanda, K.H. Wahid Hasyim, yang saat itu aktif di NU Jakarta dan tinggal disana sekeluarga (istri dan anaknya). Uniknya, alasan sang ayah pindah ke Jakarta adalah: masyarakat di Jombang masih penuh dengan dogma-dogma dan berpikir stagnan, tidak berkembang. Sehingga K.H. Wahid Hasyim merasa perlu membuat gerakan di lingkungan yang baru, Ibu Kota Jakarta.

Untuk sekolah menengah, Gus Dur disekolahkan di salah satu SMEA Yogyakarta. Di kota pelajar itu Gus Dur sambil mondok di PonPes K.H. Ali Ma’shum Krapyak. Dari sana Gus Dur menemukan banyak hal yang baru, dan juga dipelajarinya. Mulai dari adanya perpustakaan yang memiliki koleksi buku lebih lengkap dari pada kota-kota lainnya di Indonesia, hingga cara berbudaya masyarakat Yogyakarta. Karena Yogyakarta dikenal sebagai kota istimewa yang kental dengan rasa kemanusiaan dan sikap yang toleran antara agama. Di sana, Masjid dan Gereja berdiri secara berdampingan itu sudah biasa.

Di Yogyakarta Gus Dur belum juga puas. Bahkan pernah suatu ketika Gus Dur menyempatkan diri untuk beralih ke perpustakaan Magelang, demi mencari buku-buku yang baru. Sampai akhirnya Gus Dur memilih untuk merantau ke Mesir demi memenuhi hasrat pengetahuannya. 
Lalu, bagaimana kelanjutan kisah Gus Dur si Kutu Buku dari Indonesia? Simak kelanjutannya di tulisan kami berikutnya![]

Ali Munir S.

Posting Komentar untuk "Gus Dur: Tokoh yang Dibesarkan Oleh Budaya Baca (1)"